manusiakuping

Minggu, 18 Januari 2015

Perjalanan Religi ke Bromo Part 1

Hari itu Purwokerto cerah seperti biasanya, malah cenderung panas. Gue pergi ke warung burjo buat beli es teh manis. Sambil menunggu aa burjo bikin es teh, gue termenung. Dalam lamunan, gue teringat akan kuliah yang belakangan bikin gue super sibuk dan gak punya waktu luang. Ditambah lagi gue udah mau masuk ke fase mahasiswa tingkat akhir yang nantinya bakal bergulat dengan skirpsi. Pastinya nanti jadi tambah sibuk lagi. 

"Gue harus liburan!!" teriak gue dalam hati. 

Tapi kemudian muncul pertanyaan "Liburan kemana??".

Ketika gue lagi memikirkan tujuan liburan yang cocok, mata gue teralihkan oleh sesosok cewek cantik. Dia datang ke burjo itu, dengan suaranya yang riuh rendah dia pun memesan.

"A, pesen indomie goreng sama nasi, nasinya dipisah ya nanti mereka berantem" katanya.

Dari pesenannya gue tau kalo dia adalah cewek yang cinta perdamaian. Dia bahkan memikirkan hubungan antara indomie dan nasi dengan menjaga agar indomie dan nasi tidak bertikai. Benar-benar wanita idaman.

Sembari menunggu pesanannya datang, dia pun nunduk mainan hp. Gue cuma bisa memperhatikan dia. Gue lihat matanya yang bulat, ada item-item ditengahnya dan di ujungnya ada belek. Ah.. sungguh indah sekali. Gue melanjutkan memperhatikan dia, sampe akhirnya gue jadi tahu kemana tujuan liburan gue nanti.

"Gue mau ke gunung, gunung bromo!" pikir gue.

Sungguh ajaib memang, ide bisa datang dari mana saja. Kemudian es teh pesanan gue dateng dan langsung gue minum dengan rakusnya. Setelah itu gue bayar dan langsung bergegas pulang ke kos. 

Gue gak sempet berterima kasih sama cewek sumber inspirasi gue tadi. Gue bingung kenapa abis liat tuh cewek jadi kepikiran pergi ke gunung. Mungkin karena pada diri seorang cewek terdapat gu........ dang inspirasi tanpa batas.

Travelling tentu gak asyik kalo sendirian. Gue pun mencari partner buat nemenin gue. Langsung saja gue telpon pacar gue. Lama gue menunggu tapi gak ada jawaban. Gue coba lagi dan kemudian terdengar suara cewek di kejauhan.


Dia bilang "Nomor yang anda tuju, salah".

Dari situ gue pun sadar, ternyata gue jomblo, gak punya pacar, sendiri dan sepi. Gue menitikan air mata. Sedikit.

Akhirnya gue ngajak temen kosan gue, Ekky, yang tentu saja seorang cowok buat liburan bareng. Dia yang merupakan jomblo KW tentu sangat bahagia ketika gue ajak jalan-jalan. Buat yang belum tahu, jomblo KW adalah mereka yang hubungan percintaannya dipisahkan jarak sehingga ketika malam minggu pun sendirian gak kemana-mana layaknya jomblo, tapi dia punya pacar.

Sebelum berangkat gue nyari referensi buat bekal di sana, dan nemu video jalan-jalan men di youtube yang bikin gue tambah ngiler pengin ke bromo. Kampret memang si Jebraw (host jjm) ini, bisa jalan-jalan keliling Indonesia bareng pacarnya gratis dan bahkan dibayar. Gue dengki setengah mati.

Singkat cerita kita memutuskan berangkat ke Malang dari Purwokerto jum'at pagi pake motor. Iya pake motor, tolong biasa aja ga usah heran. Bukan karena kita ini biker, bukan juga anak motor, satu-satunya alasan kenapa naik motor ya karena duitnya gak cukup kalo pake kereta. #fakirtraveller

Dengan modal nekat, keyakinan, bacaan basmallah dan uang seadanya, kita pun berangkat tepat jam 5 pagi. Karena gue masih ngantuk, gue minta Ekky buat nyetir.

Baru setengah jam perjalanan, tiba-tiba hujan deras. Jomblo yang kehujanan memang rentan sekali terjangkit penyakit galau,  tiba-tiba gue ingat mantan calon gebetan gue. Sambil menghilangkan ingatan-ingatan tentang mantan, perjalanan pun tetap berlanjut. Di perjalanan gue memandangi dedek-dedek SMA yang berangkat ke sekolah mengayuh sepedanya. Pemandangan yang jarang gue lihat di jaman sekarang dimana anak-anak SMA ke sekolah berbonceng tiga naik satria fu. Setelah gue lihat plang nama sekolahnya, gue baru sadar kalo lagi ada di Purworejo. Purworejo keren ternyata.

Setelah melewati jalan perkotaan, tibalah gue di jalan besar yang samping kanan kirinya sawah. Gak lama kemudian kita terjebak macet, ternyata ada kecelakaan truk di depan. 
Macet, ada truk nyungsep.
Melihat kejadian itu, terlintas di benak gue kalo ini sebuah pertanda dari yang maha kuasa. Setelah tadi didera hujan lebat, sekarang dihambat kecelakaan. 

"Apakah ini pertanda hamba harus mengurungkan niat ke Bromo, Tuhan??" tanya gue dalam hati.

Bersambung



1 komentar:

Komen yang serius!! Kalo gak mau komen serius, hubungan kita aja gimana yang diseriusin?